Jumat, 05 Agustus 2011

LELE YANG BERKUMIS

IKAN LELE YANG BAIK
Salah satu jenis ikan yang mampu hidup di air yang kandungan oksigennya tipis adalah ikan Lele, juga termasuk jenis ikan Lele Sangkuriang. Kita dapat lihat ikan Lele masih dapat hidup di comberan (saluran air kecil dan sangat keruh), tempat limbah rumah tangga (MCK) dan rawa-rawa yang sudah hampir kering. Bukan itu saja, sebenarnya ikan Lele masih dapat hidup dalam lorong-lorong kecil tanah yang berlumpur. Selama masih ada kandungan air yang cukup, dan lendir di tubuh ikan Lele masih terjaga baik, tidak kering akibat paparan sinar Matahari. Ikan Lele ini masih bisa bertahan hidup hingga musim hujan berikutnya.

Oleh karena fakta yang diuraikan diatas, banyak pula orang yang salah kaprah bahwa pemeliharaan ikan Lele sebagai usaha budidaya tidak perlu memperdulikan kualitas air kolamnya. Uraian diatas hanya untuk menjelaskan bahwa ikan Lele dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrem sekali. Tapi dalam budidaya pemeliharaan ikan Lele sudah tentu diperlukan kondisi air kolam yang baik, sehingga benih ikan Lele yang diperlihara bisa tumbuh secara optimal dalam jangka waktu sependek mungkin.

Pertumbuhan benih ikan Lele juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: jumlah pakan cukup terpenuhi, kualitas nutrisi pakan, kualitas air, kualitas benih, populasi benih ikan Lele dalam satu luasan kolam, penyakit dan faktor alam (cuaca).

Ada beberapa kriteria yang bisa kita jadikan acuan untuk melihat kondisi air kolam apakah masih baik atau sudah perlu diganti, seperti:
- temperatur air cukup hangat, sebaiknya tempertur berkisar 20-30 derajat celcius, paling baik sekitar 25-27 derajat celcius. (hal ini bisa dicek dengan thermometer)
- PH air netral, sebaiknya berkisar antara PH 6-8 (hal ini bisa dicek dengan kertas lakmus atau menggunakan PH Meter.
- warna air hijau kecoklatan, bukan butek kecoklatan (hal ini bisa dilihat dengan parameter, benih ikan Lele tidak secara mencolok banyak yang naik ke permukaan air untuk menghirup air dari permukaan untuk menghirup oksigen dari udara)
- tidak berbuih atau berbusa,
- pada saat siang hari, saat terik matahari, kolam tidak tertutup rapat oleh lumut,

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air kolam dengan sistem pemeliharaan terpal juga kolam tradisional agar tetap terjaga baik:
- sebelum air keruh, air kolam diganti. Dimana pada air kolam dibuat lewat pipa saluran pembuangan, kolam juga dialiri air pengganti secara bersamaan. Supaya selama proses penggantian air tidak terjadi secara ekstrem. Adapun tujuan penggantian air kolam ini adalah untuk menjaga PH air kolam netral, kandungan oksigen kolam baik, dan untuk menekan pertumbuhan lumut yang sering menutupi permukaan kolam.

- bersihkan atau sedot sisa-sisa pakan, karena sisa makan yang menumpuk bisa menghasilkan ammonia nitrat, dari hasil proses fermentasi pakan sisa, lalu kemudian PH air menjadi asam (jauh dibawah PH netral 7), kondisi air yang asam akan sangat mengganggu pertumbuhan ikan Lele.
- benih ikan Lele yang mati, segera disingkirkan. Karena bangkai ikan Lele akan menyebabkan bau tidak sedap/busuk, dan dampak lebih buruk adalah penyakit Lele bisa menular ke benih ikan Lele lainnya,

Ikan Lele yang hidup dalam kondisi air kolam yang tidak baik dan sehat ini, lama-kelamaan benih ikan Lele akan stress. Kondisi benih ikan Lele yang stress ini akan berdampak pada turunnya daya konsumsi benih ikan Lele. Dan lambat laun juga akan menurunkan kondisi kesehatan ikan Lele tersebut. Kondisi benih Lele yang menurun ini akan mempermudah ikan Lele terkontaminasi oleh penyaki (seperti: ngambang vertikal dipermukaan air, totol-totol putih di badan, mulit putih, insang merah, dsb)

Hama dan Penyakit Ikan Lele

Agustus 27, 2007 — Anas Ariffudin
Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Jenis hama/penyakit
1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron.
Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.
Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik.
Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.
2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.
3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.
4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
(1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
(2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;
(3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari
5. Penyakit cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian:
(1) direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
6. Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
1. Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
2. Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
3. Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
4. Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

BUDIDAYA LELE SANGKURIANG (Clarias Sp)

Kamis, 02 Desember 2010

TATA GUNA AIR

Sebagaimana pemaparan sebelumnya bahwa penulis melakukan budidaya dengan metoda organik dan tidak melakukan penggantian air selama budidaya, ini dapat menghemat sekaligus mempertahankan kualitas air. Kuncinya adalah perlakuan kolam sebelum penebaran benih, sebagaimana ditulis dalam posting sebelumnya yaitu penggunaan kompos dan herbal.
Air kolam tidak pernah dilakukan penggantian atau sirkulasi mengingat fungsi herbal dan kompos yang telah bekerja sehingga tercipta kondisi air yang sesuai dengan kebutuhan hidup lele. Setelah ditanami lele tanda-tanda kualitas air yang tampak yaitu berwarna hijau yang konon katanya kaya akan sejenis alga yang dibutuhkan lele, tetapi warna air yang hijau ini sebenarnya tidak kotor dan tidak berbau.
Air kolam telah matang
Perlu diingat bahwa pengadaan air harus dari sumber yang bersih, terbebas dari pestisida, limbah dan kotoran lainnya, kebetulan kolam penulis dekat dengan mata air dan terjamin kebersihannya, seperti gambar dibawah:
Sumber air bersih
Penambahan Volume Air
Pada kegiatan Tata Guna Pakan disebutkan bahwa pemberian pakan terdiri dari 4 tahap, yaitu:(L1, PL2, PL3, SNL) hal ini berhubungan dengan sistim pengaturan air kolam, dimana disebutkan bahwa air kolam tidak diganti atau difilter tetapi hanya dilakukan penambahan, tahapannya adalah:
  • Pada saat pertama kali benih masuk tinggi air kolam adalah 50 cm, pakan yang digunakan yaitu L1.
  • Setelah pakan L1 habis (sesuai dg jatah volume pakan) maka tinggi air ditambah menjadi 70 cm kemudian berikan pakan jenis PL2.
  • Setelah pakan PL2 habis tinggi air ditambah lagi menjadi 90 cm dan pakan menggunakan pakan PL3.
  • Terakhir setelah PL3 habis tinggi air naik lagi menjadi 120 cm, pertahankanlah volume air pada ketinggian ini hingga saatnya panen tiba dan pakan yang digunakan adalah pakan tenggelam (SNL).
Penambahan volume air
Pergantian pakan dan penambahan volume air normalnya akan diikuti dengan pertumbuhan lele sesuai dengan FCR (Food Conversion Rate). Waktu budidaya yang dilakukan penulis saat ini genap berusia satu bulan dan pemberian pakan telah sampai pada tahap pakan jenis PL3, berikut ini gambar lele berumur satu bulan:


Lele sangkuriang berumur 1 bulan
Pada kegiatan pembesaran Lele Sangkuriang ini penulis menggunakan pakan pelet sebagai pakan utama, kita tau bahwa salah satu sifat keunggulan Lele Sangkuriang dibandingkan dengan lele jenis dumbo biasa adalah FCR (Food Conversion Rate) nya, dimana Lele Sangkuriang memiliki FCR 0.9 artinya pada setiap 100 kg Lele Sangkuriang membutuhkan pakan sebanyak 90 kg, lebih baik dibanding dengan lele jenis dumbo biasa yaitu FCR nya 1.0-1.1
Disamping menggunakan pakan pelet, pembesaran Lele Sangkuriang juga bisa menggunakan pakan tambahan seperti : ayam tiren, ikan runcah, sosis kadaluarsa, cacing dan pakan alternatif lain yang telah diuji kualitasnya. Penulis sendiri menggunakan pakan tambahan berupa ayam tiren.
Berikut ini komposisi jenis pakan pelet yang diberikan berdasarkan tahapannya, untuk kapasitas benih 1000 ekor:
  1. L1 (pakan terapung) = 3 kg
  2. PL2 (pakan terapung) = 5 kg
  3. PL3 (pakan terapung) = 22 kg
  4. SNL (pakan tenggelam) = 70 kg
Pemberian pakan dilakukan secara bertahap dimulai pelet L1 kemudian setelah habis dilanjutkan pelet PL2, PL3 dan SNL begitu seterusnya hingga menjelang masa panen tiba.
Jadwal Pemberian Pakan
Pemberian pakan untuk Lele Sangkuriang harus dimulai jam 9 pagi atau lebih sedikit, alasannya pada jam tersebut matahari telah cukup memanaskan suhu permukaan kolam dan menghilangkan zat asam serta menguapkan oksidan yang mungkin mengendap di permukaan kolam, sehingga pemberian pakan aman dan terbebas dari racun yang mungkin terkandung di udara. Selanjutnya pakan diberikan tiap 3-4 jam, misalnya:
- Jam 9
- Jam 13
- Jam 17
- Jam 20
Jika masih ingin memeberikan pakan bisa sampai malam sebelum pukul 22, tidak dianjurkan memberikan pakan melewati pukul 22, karena pada jam-jam tersebut biasanya embun telah turun dan berbahaya bagi perkembangan lele. Apabila kita tidak sempat memberikan pakan pada jam malam sementara waktu telah lewat pukul 22 lebih baik hindari saja pemberian pakan dan dilanjutkan keesokan harinya.
Pemberian pakan
Makan pagi
Makan malam
Teknik Pemberian Pakan
Untuk pakan pelet:
- Sebelum ditebar di kolam pastikan pelet telah “dibibis” dengan air, yaitu dispray atau dibasahi sedikit hingga pelet kenyal atau tidak terlalu kering. Hal ini untuk menghindari gejala perut kembung yang sering menimpa benih lele.
Perlengkapan pakan
Pakan dispray dengan air
- Tebarkan pelet di permukaan air secara merata, tidak berkumpul pada satu titik sehingga lele mendapatkan pakan secara merata.
- Lakukan pemberian pakan sedikit demi sedikit memperhatikan respons dari lele, jika pakan yang ditebar telah habis di permukaan air baru ditebar lagi sedikit-sedikit, demikian seterusnya hingga respons makannya berkurang dan terlihat satu dua butir pelet tertinggal di permukaan air maka hentikan pemberian pakan, jangan sampai banyak pakan yang tersisa karena bisa mengendap dalam air dan menjadi penyakit.
Pemberian pakan disebar merata
Untuk pakan tambahan, ayam tiren:
- Ayam dibersihkan terlebih dahulu, jeroannya diambil dan dibuang.
- Setelah itu rebuslah ayam hingga setengah matang, dagingnya empuk tapi juga jangan sampai terlalu lembek.
- Cabutkan bulu ayam sampai bersih, kemudian ayam dibelah menjadi beberapa potong, selanjutnya ayam digantung di permukaan air menggunakan tali, jangan sampai tenggelam karena kita akan sulit mengontrolnya.
- Buatlah gantungan tadi di beberapa titik sekitar kolam, misal 2 atau 3 titik, dengan demikian lele akan memakannya secara merata.
Setelah kolam selesai dilakukan pengomposan, (minimal 8 hari) air kolam akan tampak berwarna merah kehitaman seperti kopi encer dan mulai terlihat banyak jasad renik, banyak jentik-jentik dan kutu air. Ini pertanda kolam siap ditebar benih.
Kualitas benih yang ditebar akan menentukan produksi pada saat panen di kemudian hari, sehingga perlunya melakukan seleksi terutama asal-usul benih yang akan dibeli harus dijamin keasliannya yaitu Lele Sangkuriang, ini perlu diperhatikan mengingat sulitnya membedakan yang mana jenis Lele Sangkuriang dan yang mana Lele Dumbo, secara fisik keduanya sangat mirip. Sementara di masyarakat banyak sekali beredar jenis Lele Dumbo yang kualitasnya telah menurun akibat “inbreeding” (Baca arsip sebelumnya: Sejarah Lele Sangkuriang).
Gambar kondisi air kolam yang siap diisi benih


Gambar benih Lele Sangkuriang
Penyortiran Benih
Adalah kegiatan seleksi benih sesuai ukuran yang diharapkan secara merata, tujuannya yaitu untuk mendapatkan ukuran benih yang seragam sehingga dapat menghindarai adanya ukuran benih yang lebih besar karena bisa memangsa benih yang lebih kecil. Kita tahu bahwa lele adalah jenis ikan yang sering memangsa sesamanya (kanibal) apabila kekurangan pakan atau kondisi lapar.
Dalam segmen usaha Pembesaran ini penulis menggunakan benih berukuran 4-6 cm sebanyak 5000 ekor, benih yang diperoleh berasal dari kelompok petani yang dibimbing oleh Pak Nasrudin, sang Maestro.
Penyortiran benih dilakukan dengan menggunakan baskom khusus seperti pada gambar dibawah:
Gambar alat penyortiran ukuran 4 - 6 cm




Gambar Penyortiran Benih
Pengemasan Benih
Benih yang telah disortir selanjutnya ditampung pada wadah berupa jerigen plastik, penulis memilih menggunakan jerigen plastik untuk menghindari kerusakan pada benih karena tekstur jerigen plastik sangat licin, jika wadah yang digunakan bertekstur kasar maka dikhawatirkan dapat melukai tubuh lele dan luka tersebut dapat menjadi “pintu masuk” bagi virus atau penyakit.
Mengingat jarak yang ditempuh saat pengangkutan benih cukup jauh, maka perlu adanya perlakuan, pada metoda pembesaran secara organik ini penulis tidak menggunakan gas sebagai media pengangkutan, tetapi menggunaka ramuan yang dituangkan pada jerigen
Ramuan ini untuk kalangan petani asuhan Pak Nasrudin dikenal dengan istilah “rinso”, tetapi rinso yang dimaksud tentu bukan deterjen.
Gambar ramuan rinso


Gambar Jerigen untuk pengangkutan benih
Setelah jerigen sudah diisi dengan ramuan tersebut, selanjutnya benih dihitung dan dimasukan secara perlahan. Kini benih dalam jerigen siap diangkut ke tempat pembesaran dengan aman, meskipun perjalanan jarak jauh.
Penulis melakukan teknik budidaya dengan metoda Kolam Terpal, ada banyak ukuran yang bisa digunakan, dengan asumsi untuk 1 meter kolam dapat menampung sebanyak 100 ekor ikan lele. Penulis sendiri memulainya dengan sekala percobaan yaitu menggunakan kolam ukuran 2 x 5m yang bisa diisi dengan benih sebanyak 1000 ekor.
Lahan yang digunakan harus lahan terbuka artinya tidak ada pohon yang menaungi secara langsung, kalaupun diperlukan pohon peneduh, maka jumlahnya tidak banyak dan hanya di sekeliling tepi lahan saja.

Berikut tahapan secara garis besar untuk persiapan kolam:
1. Pengerjaan tanah
Sebidang tanah ukuran 2 x 5m dikeruk atau digali sedalam 50 cm, ini penting untuk membantu terpal menahan beban air. Pastikan tanah telah dibersihkan dan harus rata, kemudian di tengah-tengah kolam buatlah cerukan kecil memanjang seperti parit untuk saluran air.
Tanah digali sedalam 50cm
Pembuatan parit di tengah
2. Pembuatan rangka bambu
Setelah lahan sudah siap maka buatkanlah rangka dari bambu pada sekeliling kolam setinggi 1m dengan pola seperti pagar, pastikan ukuran rangka adalah 5 x 2 x 1,5m (P x L x T) sehingga pemasangan terpal nantinya akan mudah dengan ukuran yg presisi.
Rangka kolam
3. Persiapan terpal
Belilah terpal dengan ukuran 5 x 8m, kemudian bersihkan menggunakan air dengan cara menggosoknya dengan lap dan diulang beberapa kali supaya zat-zat kimia pada terpal terbuang, tidak dianjurkan menggunakan sabun.

Terpal yang telah dibersihkan
4. Pemasangan terpal
Pasangkan terpal mengikuti bentuk rangka bambu dengan hati-hati supaya terpal tidak bocor, kemudian lipat bagian pojok terpal mengikuti bentuk rangka, setelah itu isilah dengan air. Rapikan terpal sambil pengisian air berlangsung, ini dapat membantu pemasangan terpal lebih mudah. Setelah terpal terpasang dengan rapi, selanjutnya ikatkan setiap ujung atau sisi terpal dengan tali rapia yang ditambatkan pada rangka bambu, kemudian lanjutkan pengisian air hingga ketinggian mencapai 50cm.
Pemasangan terpal sambil mengisi air
Ketinggian air 50cm
5. Pemupukan kolam
Untuk menciptakan kondisi air yang ideal bagi tempat hidup lele, kita harus membuat pemupukan terlebih dahulu, ini demi mencapai PH air yg sesuai dg kebutuhan lele. Caranya dengan menggunakan kotoran kambing dan ramuan herbal (buatan Abah Nas), pertama kita masukan kotoran kambing pada karung sebanyak 15 kg, sebaiknya dibagi dua masing-masing 7,5 kg lalu cemplungkan kedalam kolam, biarkan menggantung dalam air jangan diberi pemberat. Kemudian siapkan ramuan herbal (buatan Abah Nas) sebanyak 4 sendok, larutkan dalam 5 liter air dan tambahkan 2 sendok garam dapur, setelah larutan diaduk selanjutnya disebar ke dalam kolam secara merata, biarkan kolam selama 8 hari (minimal).

Herbal utk kompos


Kolam yang sedang dikompos (umur 6 hari)



Silakan diperiksa setelah dilakukan pemupukan kolam akan banyak dipenuhi plankton/jasad renik/jentik-jentik dan kolam siap untuk digunakan.

MEMBUAT PAKAN ALTERNATIF UNTUK LELE




lele adalah hewan scavengger(pemakan bangkai)dan bersifat
omnivora/apa saja dapat dimakan, termasuk saudaranya(kanibal)
(a)
1. dedak halus (karbohidrat)
2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)

cara membuat
atur aja komposisinya tidak harus semuanya, cukup salah satu dari yang diatas,
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30

cara membuat

1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)
kalau ingin tahan lebih lama di cetak seperti pelet giling aja dengan gilingan daging and dijemur hingga kering,tahan hingga 3 hari(untuk kapasitas kecil ,1-10 kg perhari)

(b)
1. kalau dekat dengan peternakan ayam potong minta aja ayam matinya terus baker hingga bulunya abis setelah itu lemparkan ke kolam.
2. kalau dekat dengan sawah cari aja belalang yang banyak setelah itu lemparkan hidup2 pasti dimakan sama lele.
3. kangnkung.


PAKAN LELE ALTERNATIF 2

selain cacing sebagai pakan alternatif lele yang pernah saya terbitkan di kategori perikanan, maka disini saya akan mencoba untuk memberi pakan alternatif lain, yaitu dengan menggunakan pelet.
Untuk praktisnya silahkan membeli pelet dengan kualitas paling rendah dan harga paling murah kemudian tambahkan viterna dan poc, hasilnya buagus banget hampir nggak ada lele yang mati, ikan besar badan daripada kepala, sehat lincah, harganyapun terjangkau karena ini produk madein dalam negri alias ngayojakarto, hasilnya buagus banget hampir nggak ada lele yang mati, ikan besar badan daripada kepala, sehat lincah.
Atau Anda dapat mensiasasti dengan mengkombinasikan pakan pelet dengan ikan laut rucah.
Cara pemberian pakan pakai aplikasi prod Nasa.
POC Nasa, Viterna & Hormonik. semua campur jd 1 kemudian setiap pemberian pelet utk 4kg cukup campur 1 ttp viterna cmpr dgn air 1liter biarkan meresap krng lbh 5mnt baru di kasih.
Hasilnya ikan lebih sehat dan pertumbuhanya lbh cepat sehingga bisa lbh hemat pakan. Saya coba daging ikan lebih gurih tanpa kelihatan lemaknya pokonya lebih enak.
sekilas informasi:

* Pelet dapat menghubungi:
1. Wilayah Makasar dan sekitar hub mitra aktif Bp. Irwandi Thioritz (peternak dan pengusaha tani) di 08124205268 online
2. Wilayah Medan dan sekitarnya hubungi Bp. Nahesson Panjaitan (ternak lele,belut dan pekebun kopi) di 08156112772 online
3. Wilayah Yogyakarta dan sekitar hubungi Bp. A.Wisnu Trisno Widayat di 08157999025
4. Wilayah Kulon Progo dan sekitar Bp. Yono(ternak lele) di 081578816442
* POC dan Viterna dapat menghubungi: (daerah Lampung) 081541248592 tau email: ag.hd r.cyn@gmail.com
* Ikan Rucah dapat menghubungi: (daerah Surabaya dan sekitar) 031-77064283 / email :lotten@pacbel.net
Cara Membuat Pakan Ikan Lele Harga pakan yang tinggi sering kali menjadi kendala bagi petani dalam budidaya lele. Oleh karena itu untuk menyiasatinya perlu digunakan pakan alternatif tambahan.

Penggunaan pakan alternatif ini diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan panen.

1. Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00; tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;

2. Proses pembuatan:
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.

3. Cara pemberian pakan:
- Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
- Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.
- Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
lele adalah hewan scavengger(pemakan bangkai)dan bersifat
> omnivora/apa saja dapat dimakan, termasuk saudaranya(kanibal)
(a)
> 1.dedak halus (karbohidrat)
> 2.tepung kedelai (protein)
> 3.tepung jagung (karbohidrat)
> 4.bekicot (protein)
> 5.cacing (protein)
> 6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)
> cara membuat
atur aja komposisinya tidak harus semuanya, cukup salah satu dari yang diatas,
> 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
> 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
> 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
> 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30
cara membuat
> 1 semua bahan dicampur
> 2 aduk rata dengan air panas
> 3 lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)
kalau ingin tahan lebih lama di cetak seperti pelet giling aja dengan gilingan daging and dijemur hingga kering,tahan hingga 3 hari(untuk kapasitas kecil ,1-10 kg perhari)
(b)
> 1.kalau dekat dengan peternakan ayam potong minta aja ayam matinya
> terus bakar hingga bulunya abis setelah itu lemparkan ke kolam.
> 2. kalau dekat dengan sawah cari aja belalang yang banyak setelah itu
> lemparkan hidup2 pasti dimakan sama lele.
> 3 kangnkung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar